KONPIDA IPM BENGKULU BERLANGSUNG MERIAH

|

Minggu, 14 Februari 2010

KONPIDA IPM BENGKULU BERLANGSUNG MERIAH

Argamakmur- Bengkulu Utara - PW IPM Bengkulu telah sukses mengadakan Konferensi Pimpinan Daerah (Konpida) IPM Bengkulu tahun 2010. Agenda ini diselenggarakan pada tanggal 11-14 Februari 2010 bertempat di Wisma Atlit Argamakmur-Bengkulu Utara. Adapun pembukaan Konpida sendiri berlangsung di Aula SKB Bengkulu Utara yang diiringi terlebihi dahulu dengan Pawai Budaya Pelajar Muhammadiyah Bengkulu Utara yang mengambil rute Start SMA.Muhammadiyah Argamakmur – Pusat Kota Argamakmur - Bengkulu Utara dan Finish di Aula SKB Bengkulu Utara yang selanjutnya dilaksanakan Pembukaan oleh Wakil Ketua PW.Muhammadiyah Bengkulu Drs.H Adzwar.

Pembukaan Konpida sendiri di hadiri oleh Ketua DPRD Bengkulu Utara (Buyung Satria,SH), SH, , Pembantu Rektor II UMB (H. Ahmad Dahsan, SH), yang juga adalah Alumni IPM Bengkulu, dan Ketua Badan Kepegawaian Daerah Bengkulu Utara, serta Ortom Tingkat Wilayah, dan PDM, PDA, Ortom Tingkat Daerah Bengkulu Utara dan pelajar-pelajar Muhammadiyah dan Negri yang ada di Bengkulu Utara. Menariknya dalam Pembukaan Konpida ini Tamu yang hadir hampir semua rata-rata Alumni IPM/IRM Bengkulu.

Agenda Konpida ini merupakan refleksi organisasi sangat penting karena disinilah semua hal tentang kondisi IPM Bengkulu dibeberkan dan dibahas. Dibahas bukan hanya mencari titik kesalahan lalu kemudian menggugatnya sehingga secara emosi bisa terpuaskan, akan tetapi sebuah pembahasan yang objektif untuk mencari dimana letak kesalahan, mengapa ada kesalahan, dan bagaimana agar kedepan tidak terjadi kembali. Juga pembahasan tentang prestasi yang telah dilaksanakan, jika tidak ada prestasi bagaimana bisa membuat prestasi kedepannya, jika ada bagaimana cara untuk meningkatkannya.

Konpida kali ini mengambil tema “Membangun Komunitas, Penguatan Basis Menuju Progresifitas Gerakan Pelajar Muhammadiyah yang berkualitas dan bermartabat”. Tema ini merupakan kelanjutan dari tema Musywil IPM Bengkulu XII kemarin yang mengambil tema ” Gerakan Pelajar Muhammadiyah Menyongsong Kader yang Berkualitas dan Bermartabat ”. Dengan tema ini, kita ini menegaskan keberpihakan kepada pelajar, keberpihakan kepada anggota. Maka dengan tema dan orientasi ini, semua pergerakan harus diarahkan untuk melakukan pemberdayaan terhadap basis masa kita yaitu pelajar.

Kegiatan ini dihadiri 6 daerah di Bengkulu, yakni Kota Bengkulu, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara Seluma, dan Mukomuko masing 4 orang sebagai peserta dan 5 orang sebagai peninjau. Selain membahas hal-hal yang menyangkut Muswil IPM Bengkulu XII berikutnya dalam Konpida ini akan dievaluasi gerakan IPM selama setengah periode, gerakan aksi IPM yang telah diputuskan dalam Muktamar dan Muswil XVI, dan yang terpenting juga diadakan FGD “ UN Mempersulit atau Mempermudah “ yang diisi oleh Ipmawan Agus Suroyo dari Pimpinan Pusat IPM serta Deklarasi Pelajar Anti Korupsi Untuk Indonesia.
Hasil Konferensi Pimpinan Daerah IPM Bengkulu tahun 2010, selain memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada PW IPM Bengkulu, PW Muhammadiyah Bengkulu dan Pemerintah, Konpida IPM Bengkulu sendiri menetapkan Rejang Lebong sebagai Tuan Rumah Musywil XIII terhitung 3 bulan Pasca Konpida. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Induk Konpida yang dibacakan oleh Immaduddin Selaku Ketua Pimpinan Sidang Konpida.

KEPEMIMPINAN

|

Selasa, 09 Februari 2010

Kepemimpinan (leadership) mempunyai banyak pengertian yang dapat digunakan untuk diaplikasikan dalam berbagai kegiatan. Berikut ini merupakan beberapa pengertian dari Kepemimpinan:
1.      Kepemimpinan berarti adalah tanggung jawab, ibarat sebuah petualangan dan terkadang juga menyenangkan, namun selalu penuh dengan tanggung jawab.
2.      Kepemimpinan merupakan sebuah proses dalam mempengaruhi orang dalam sebuah organisasi untuk dapat mencapai tujuan dari organisasi tersebut dan juga memperbaiki kinerja dari organisasi melalui sebuah perubahan yang signifikan.
3.      Kepemimpinan adalah menyelesaikan sesuatu melalui orang lain, yang berarti apa yang di inginkan oleh seorang pemimpin atas apa yang dipimpinnya telah dikerjakan oleh anggotanya secara sadar dan tanpa menunggu perintah dari sang pemimpin.
4.      Kepemimpinan merupakan sebuah hubungan, memilih – memotivasi – melatih dan membangun kepercayaan dari orang – orang.
5.      Kepemimpinan merupakan sebuah integritas yang tidak tercela, kejujuran secara totalitas dan bersikap ksatria dengan berani mengakui apabila melakukan sebuah kesalahan.

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang sangat bagus apabila dimiliki oleh seorang individu, namun tidak semua orang di dunia ini mempunyai sifat kepemimpinan ini. Hal yang perlu dicatat dalam memahami sifat kepemimpinan ini adalah:
1.      Kepemimpinan bukanlah sebuah sulap atau sihir yang keluar begitu saja dari seorang pemimpin, kepmimpinan adalah kemampuan yang dipelajari secara terus menerus.
2.      Kepemimpinan bukan berarti hanya menjadi seorang bos yang dengan seenaknya dapat memerintah kesana kemari.
3.      Kepemimpinan tidak dijalankan secara sama persis antara individu satu dengan yang lain  karena banyak tipe – tipe kepemimpinan yang ada dan adanya perbedaan sikap, sifat, dan kepribadian orang.
Dengan begitu, seorang yang pantas disebut “pemimpin” ialah orang – orang yang pemikirannya dapat mempengaruhi orang lain untuk mengikuti langkahnya dan dapat memberikan dorongan yang kuat terhadap orang atau organisasi yang dipimpinnya untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya serta membawa individu – individu maupun organisasi yang dipimpinnya menjadi lebih baik.
Seorang pemimpin adalah orang yang berada di level yang lebih tinggi dari pada individu – individu yang menjadi anggotanya, oleh karena itu ada beberapa sifat yang menjadi keharusan untuk dimiliki oleh seorang pemimpin seperti amanah, jujur dan bertanggung jawab. Meski begitu, masih ada beberapa “kewajiban” yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin agar dapat menjadi pemimpin yang disegani dan dihormati yakni:
1.   Mengetahui dan menguasai apa yang menjadi tugasnya dan familiar dengan apa yang menjadi tugas – tugas dari para anggota.
2.   Bertanggung jawab atas tindakan atau kebijakan yang telah diambil, apabila ternyata di kemudian hari ditemukan bahwa itu adalah sebuah kesalahan baik besar maupun kecil, jangan menyalahkan orang lain namun analisislah apa yang terjadi kemudian cari jalan untuk memperbaikinya dan berjalan ke arah yang lebih baik.
3.   Dapat memecahkan masalah dengan baik, membuat keputusan yang tepat dan merencanakan sesuatu dengan baik pula.
4.   Menjadi contoh, merupakan tugas berat dari seorang pemimpin, karena mempunyai posisi tertinggi maka sepatutnyalah seorang pemimpin dapat menjadi uswatun hasanah bagi para anggotanya. Mahatma Gandhi pernah berkata “apabila ingin melihat orang bersikap baik maka kita harus melakukannya terlebih dahulu agar dapat menjadi contoh bagi yang lain”.
5.   Peka terhadap kondisi anggota, apabila seorang anggota mengalami kemunduran dalam menjalankan tugasnya maka cepat berikan respon dengan melakukan pendekatan yang baik, analisis apa yang menjadi penghalang baginya dan berikanlah solusi yang dapat dilakukan.
6.   Dapat berkomunikasi dengan baik, hal ini penting mengingat komunikasi merupakan komponen utama dalam sebuah organisasi, komukasi yang baik dapat membuat organisasi berjalan dengan baik pula dan sebaliknya. Komunikasi di sini bukan hanya kepada anggota, namun juga kepada para senior atau tokoh – tokoh penting dalam organisasi dan juga pihak di luar organisasi.
7.   Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam pribadi anggota, diharapkan dengan adanya rasa tanggung jawab pada diri anggota maka tingkat profesionalitas atas pekerjaan yang dilakukan akan semakin tinggi pula.
8.   Pastikan bahwa apa yang harus dilakukan (tugas / pekerjaan) dapat dimengerti secara baik oleh masing – masing individu, mengawasi prosesnya dengan baik agar pekerjaan tersebut dapat selesai dengan baik.
9.   Bekerjalah sebagai sebuah tim, kerjasama merupakan hal yang pokok dalam sebuah organisasi karena tanpa kerjasama yang ada hanyalah sekelompok orang yang akan mementingkan egonya sendiri tanpa memikirkan apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari organisasi tersebut.
10.  Maksimalkan potensi yang dimiliki oleh organisasi, dengan begitu segala target atau rencana yang telah dibuat dapat berjalan dengan mulus.

Bebagai hal yang telah tersebut diatas tersebut merupakan hasil pemikiran dari pemikir – pemikir barat, namun jangan melupakan bahwa kita bangsa Indonesia juga telah memiliki seorang pemikir yang sangat brilian pada diri Ki Hadjar Dewantara, dimana beliau mendefinisikan hal – hal yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin menjadi 3 kalimat saja namun maknanya sangatlah luas yakni:

“Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.

Tiga kalimat dari hasil pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut berarti “di depan menjadi teladan, di tengah menjadi pengkoordinir, di belakang menjadi pendorong semangat”. “Ing Ngarsa Sung Tuladha”, hal ini berarti seorang pemimpin harusnya dapat menjadi contoh bagi yang lain karena dia yang berada di posisi atas dan semua orang baik itu dari dalam organisasi yang dipimpinnya maupun dari pihak luar organisasi tersebut, akan melihat langsung kepada si pemimpin. Apabila si pemimpin mempunyai kepribadian yang baik pemimpin tidak begitu bagus maka organisasi yang dipimpinnya akan terkena getahnya pula.
“Ing Madya Mangun Karsa”, yang berarti “ditengah sebagai pengkoordinir” ialah seorang pemimpin ialah pemegang tongkat kendali atas anggota – anggotanya, dimana si pemimpin harus dapat menyatukan berbagai sifat yang dimiliki oleh anggota – anggotanya agar tidak terjadi perpecahan di dalam tubuh organisasinya serta dapat terjalin komunikasi yang baik antara satu dengan yang lainnya. Selain itu posisi ini juga menguntungkan karena dengan berada “ditengah” maka dapat mengetahui keadaan di sekelilingnya, pemimpin dapat mengawasi jalannya organisasi yang dipimpinnya dengan baik serta dapat mengeratkan persatuan dalam organisasi tersebut sehingga semua komponen dalam organisasi dapat bekerja sebagai sebuah tim yang solid yang akan dapat melewati berbagai rintangan yang menghalangi dari tujuan yang ingin dicapai.
Yang ketiga ialah “Tut Wuri Handayani” yang berarti “dibelakang sebagai motivator”. Meskipun pengertiannya “dibelakang” namun bukan berarti si pemimpin tidak ikut berjuang langsung dalam mencapai apa yang menjadi tujuannya, tetapi yang di maksud dengan “dibelakang” ialah si pemimpin bisa menempatkan dirinya dengan baik di belakang anggotanya, mengawasi bagaimana jalannya tugas yang telah diberikan serta memberikan suntikan moral dan menjadi motivator bagi anggotanya agar dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tepat waktu.
Seperti yang sudah tertulis diatas, bahwa tipe kepemimpinan antara individu satu dengan yang lainnya berbeda – beda, berikut ini beberapa tipe kepemimpinan yang ada: